Friday, June 18, 2004
aku tak pernah merasa bosan untuk membaca kembali suratmu karena selalu ada kisah baru hinggap di kepalaku. selalu ada hal baru saat aku kembali membaca lembar demi lembar dari suratmu. dan cintaku semakin tak tahu arah. porak poranda jiwaku karenanya.

cinta telah menjadi badai
menghancurkan seluruh kesadaran
menerbangkan seluruh logika
cinta berhasil menghantam apa pun dalam diri
hingga yang terpikir, terasa, tertera dan terpatri
adalah wajahmu. adalah sosokmu. adalah segala hal
tentangmu.

membaca satu-satu huruf dari suratmu, jiwaku hanyut. tenggelam dalam samudera rindu yang dalam.

tidak. aku tidak menangis.
hanya sedikit terharu dan merasa sangat rindu
ada banyak cinta yang tiba-tiba ingin kukirim untukmu
berjuta-juta cinta. hanya untukmu.

kekasihku, berapa surat lagi yang akan kau kirim dan aku baca untuk membawa kita pada sebuah masa dimana dunia hanya milik berdua?
berapa banyak huruf yang harus menetes dari tintamu untuk kau kirimkan padaku hingga kau benar-benar hadir lagi di mataku?

tidak. aku bukan putus asa, sayang!
jika memang itu terjadi, aku akan lari meninggalkanmu dan melupakan semua mimpi kita. tapi aku tidak putus asa. yang terjadi adalah sebaliknya. cintaku makin membara padamu.
kau, menjadi isyarat bahwa hidup harus terus berjalan dan perjuangan baru saja akan dimulai.

kita memang tidak hidup dalam cerita dongeng anak-anak. dimana sang puteri akan bertemu sang pangeran yang menunggang kuda putih dengan bunga mawar di tangan kanan.

kita hidup di jaman edan. dimana anak-anak mampu membunuh orang tuanya sendiri. dimana seorang bapak mampu memperkosa puteri kandungnya sendiri. dimana suami tega melenyapkan nyawa istrinya dengan sekali tebasan.

di masa inilah cinta kita tumbuh
dan semua harapan seakan-akan berubah menjadi rembulan bagi sang pungguk.

tapi kekasihku, kita tak harus mengalah pada dunia bukan?
bumi boleh terbalik, jaman boleh edan, tapi cinta kita harus tetap berjalan.

aku mencintaimu!
 
posted by Wida Waridah at 3:05 PM | Permalink |


0 Comments: