dalam jasad waktu kita luruh
menengadahkan kedua tangan
sekedar meminta tanpa syarat
sekedar memohon tanpa isarat
kita, dua manusia yang terlanjur terluka karena kekejaman cinta
hanya berharap, kelak waktu akan mempertemukan dua wajah,
dua hati, dua jiwa dalam rumah bambu milik ibu.
harapankah yang membuat kau dan aku bertahan kekasih?