Monday, July 03, 2006
mungkin ini memang tahun paling tragis
:bagi dia yang masih akan tetap hidup dalam jiwa

apa lagi yang harus kukatakan ketika dia memutuskan untuk pergi dan ingin menghilangkan namaku dari jejak perjalanan panjangnya yang akan dilaluinya ke depan?

apa lagikah yang harus kuceritakan kalau dia sudah enggan menjadi bagian dari hidupku?

tak ada lagi yang harus kukatakan saat ini. cukup kau tahu.
aku sakit dan terluka.

dan tak ada lagi yang harus kuceritakan saat ini. sebab kata-kata takkan mampu menggambarkan dalamnya luka yang ditorehkan olehnya tepat di jantungku.

untuk kau lelaki,
terima kasih telah memberiku hadiah ulang tahun
paling mengejutkan.
 
posted by Wida Waridah at 10:36 PM | Permalink | 2 comments
Thursday, June 30, 2005
Kepada Kekasihku,

maaf,
aku hanya bisa memberimu airmata
di hari ulang tahunmu ini.

sekali lagi, maaf.
 
posted by Wida Waridah at 2:00 AM | Permalink | 1 comments
Wednesday, June 29, 2005
aku mencintaimu
sampai entah
sampai tak hingga
aku mencintaimu
kini, esok, nanti
 
posted by Wida Waridah at 9:55 PM | Permalink | 0 comments
Thursday, March 17, 2005
SEPI

mari kita bicara tentang sepi yang tertunda.
entah berapa lama kita lari dan sembunyi. menyangkal dengan keras, bahwa kau dan aku tak pernah merasa sepi. jujurlah pada hatimu, dan aku akan jujur pada hatiku. kita berjalan terlampau lama dengan matahari terik di atas ubun-ubun. kita terlalu lelah ternyata. sedang sungai itu tak juga kita temukan. perjalanan ini semua dilarung dalam sepi. mungkin itu yang membuat tenaga kita cepat terkuras, habis. tak lagi bersisa selain sepi.

berapa kilometer telah kau dan aku lewati? tak ada yang tahu. hanya sepi demi sepi yang terus berganti, terlewat dari satu sisi ke sisi yang lain. dari satu tikungan ke tikungan yang lain. masih juga sepi yang kau dan aku temui di setiap perempatan jalannya.

senja datang, sepi masih juga ada. menjadi dinding pemisah yang tebal dan tinggi antara kau dan aku. hingga akhirnya langit berganti gelap. malam mengelam. sedang bulan tak kunjung datang. bintang sesekali tersenyum, walau kecut.
sepi.

masih juga sepi yang membuatmu merasa, bahwa aku tak benar-benar ada. bahwa aku hanyalah sesuatu yang datang dari dunia yang tak patut disentuh. bahwa aku adalah wujud yang tak benar-benar mewujud. bahwa aku menjadi penghalang bagimu, tenggelam dalam sepi yang sebenar-benar sepi.

lantas sepi apa yang kau dan aku cari?
bukan. bukan sepi yang ini. ini sepi terlalu riuh. aku hanya ingin sepi yang paling sepi. yang mampu membuatku merasa, dunia telah usai. dan semua orang akan tersadar, seperti bangun dari mimpi buruk yang panjang.

AKU INGIN SEPI YANG ITU!
 
posted by Wida Waridah at 12:12 AM | Permalink | 2 comments
Friday, January 07, 2005
aku rindu rumah kita ini

aku rindu rumah ini,
setebal rinduku padamu.
 
posted by Wida Waridah at 9:55 PM | Permalink | 0 comments
Thursday, September 23, 2004
aku jatuh cinta

cintaku jatuh!
jatuhku cinta!
cinta terjatuh!
jatuh tercinta!
cinta yang jatuh!
jatuh yang cinta!

aku jatuh cinta padamu.
entah untuk ke berapa ratus kalinya,
entah untuk ke berapa juta kalinya.
padamu. hanya padamu.
 
posted by Wida Waridah at 1:11 AM | Permalink | 1 comments
Friday, July 30, 2004
Bandung, 30 Juli 2004

Kepada Yth.
Kekasihku

Terima kasih, Engkau telah menyempatkan diri berkunjung ke ruang batinku. Sesaat sebelum berangkat.* Istirahatlah di dalam, di luar peradaban hanya akan merebut seluruh jiwa dan ragamu, membuatmu lelah menempuhnya. Di cakrawala seorang rembulan pun tampak sudah sangat tua, letih menampung malam seorang diri sudah sejak hari yang pertam. Apaapa yang tertera di langit dan apaapa yang terjadi di bumi akan kugubah menjadi sajak cinta, semoga berkenan membacanya.

Sebab engkau menjadi tamuku yang terakhir, siapa pun engkau. Izinkan aku mengajak dan memilihmu sebagai sahabat sejalan. Negeri impian dan citacitaku teramat jauh, kakiku tak akan sanggup merengkuhnya. Aku butuh teman yang sanggup membebaskan diriku dari rasa asing, sepi, letih dan seterusnya. Apakah engkau tidak pernah tahu, bahwa rasa sepi itu sangat jahat

Tapi sepi memang abadi, tamu manusia yang tak pernah diundang

Sekali lagi terima kasih, siapa pun engkau, aku cinta padamu.

Bandung, Juli 2004.

*) Dikutip dari sajak Sapardi Djoko Damono
 
posted by Wida Waridah at 11:55 PM | Permalink | 1 comments
Wednesday, June 30, 2004
Kado Ulang Tahun

kali ini, biarkan jiwa kita terluka
oleh jarak atau titiktitik hitam dalam peta
biarkan semua hanya pertanda bahwa airmata
masih akan setia membangun sungai dalam dada

sebab akan ada saatnya bagi kita
untuk meremukkan jarak
menggunting skala pada peta
hingga satu tetaplah satu, tak lagi seribu

biarkan rindu itu berteriak di tebing hati
memantul di lembahlembah jiwa
pada malam tanpa cahaya
menghitung usia yang berguguran
dari angkaangka di atas kalender

sebab akan tiba waktunya bagi kita
untuk menyalakan kesunyian demi kesunyian
diantara malammalam tanpa cahaya bulan
agar usia yang genap berdetak
tidak hanya dalam hitungan angka
tapi juga dalam rasa, dalam dada
dalam nafas semesta.

bandung, 30 juni 2004

HAPPY BIRTHDAY TO YOU...
I LOVE U TOO!
 
posted by Wida Waridah at 12:57 PM | Permalink | 0 comments
Friday, June 18, 2004
aku tak pernah merasa bosan untuk membaca kembali suratmu karena selalu ada kisah baru hinggap di kepalaku. selalu ada hal baru saat aku kembali membaca lembar demi lembar dari suratmu. dan cintaku semakin tak tahu arah. porak poranda jiwaku karenanya.

cinta telah menjadi badai
menghancurkan seluruh kesadaran
menerbangkan seluruh logika
cinta berhasil menghantam apa pun dalam diri
hingga yang terpikir, terasa, tertera dan terpatri
adalah wajahmu. adalah sosokmu. adalah segala hal
tentangmu.

membaca satu-satu huruf dari suratmu, jiwaku hanyut. tenggelam dalam samudera rindu yang dalam.

tidak. aku tidak menangis.
hanya sedikit terharu dan merasa sangat rindu
ada banyak cinta yang tiba-tiba ingin kukirim untukmu
berjuta-juta cinta. hanya untukmu.

kekasihku, berapa surat lagi yang akan kau kirim dan aku baca untuk membawa kita pada sebuah masa dimana dunia hanya milik berdua?
berapa banyak huruf yang harus menetes dari tintamu untuk kau kirimkan padaku hingga kau benar-benar hadir lagi di mataku?

tidak. aku bukan putus asa, sayang!
jika memang itu terjadi, aku akan lari meninggalkanmu dan melupakan semua mimpi kita. tapi aku tidak putus asa. yang terjadi adalah sebaliknya. cintaku makin membara padamu.
kau, menjadi isyarat bahwa hidup harus terus berjalan dan perjuangan baru saja akan dimulai.

kita memang tidak hidup dalam cerita dongeng anak-anak. dimana sang puteri akan bertemu sang pangeran yang menunggang kuda putih dengan bunga mawar di tangan kanan.

kita hidup di jaman edan. dimana anak-anak mampu membunuh orang tuanya sendiri. dimana seorang bapak mampu memperkosa puteri kandungnya sendiri. dimana suami tega melenyapkan nyawa istrinya dengan sekali tebasan.

di masa inilah cinta kita tumbuh
dan semua harapan seakan-akan berubah menjadi rembulan bagi sang pungguk.

tapi kekasihku, kita tak harus mengalah pada dunia bukan?
bumi boleh terbalik, jaman boleh edan, tapi cinta kita harus tetap berjalan.

aku mencintaimu!
 
posted by Wida Waridah at 3:05 PM | Permalink | 0 comments
Wednesday, June 09, 2004
aku pulang dengan setangkup kenangan
dengan rindu yang meruang
dengan cinta yang meradang
di puncak itu, namamu mengambang
mengalun pelan
menuju ketiadaan
mungkin juga harapan
 
posted by Wida Waridah at 1:10 PM | Permalink | 0 comments
Friday, May 14, 2004
bantu aku menerjemahkan degup ini
getar yang senantiasa menjalar
menjelajahi lekuk hati
dan gelapnya dada
 
posted by Wida Waridah at 11:57 PM | Permalink | 0 comments
Thursday, May 06, 2004
hey kamu!
kupahat puisi dari kayu di jantungku
agar seluruh cinta ini tertulis hingga mati.
hanya padamu!
hanya untukmu!
dan biarkan segenap rasa mengalir, dalam dada.
 
posted by Wida Waridah at 5:02 PM | Permalink | 0 comments