Saturday, January 31, 2004
suara di seberang lautan

akhirnya aku mendengar lagi suaramu, setelah entah berapa lama engkau lenyap dalam monitor handphoneku. tak ada lagi sms yang berkisah kau tengah sibuk dengan pekerjaan, makan di warteg atau sekedar merokok dan minum kopi. tak lagi kudengar suaramu yang terhubung lewat nomer handphone atau mungkin nomer wartel karena kau kehabisan pulsa.

dan malam ini, dadaku kembali berdegup kencang. suaramu telah masuk lagi ke jantungku lewat benda mungil yang sudah lama tak mengantarkan getar-getar dari pita suaramu.

lama kupandangi layar monitor dari benda kecil yang tiba-tiba menyala itu sebelum aku menekan tombol yes. aku seakan bermimpi, meski yang keluar dari monitor itu hanyalah deretan angka-angka, yang berarti nomernya tak tersimpan dalam memori hpku. tapi nomor wilayah di awal nomor telponnya sangat kuhapal betul.

suaramu terdengar jauh, tapi getarnya berhasil mengobrak-abrik seluruh pertahanan di hatiku. ada dingin yang merasuk, debar yang merebak, gejolak yang melegak, rindu yang menderu, semuanya berlompatan, meloncat-loncat. seakan-akan mereka marathon. satu sama lain tak ingin terkalahkan. Kejar-mengejar. susul menyusul, dan aku pun runtuh.

aku meracau, berulangkali memanggil namamu. bukan aku tak percaya kalau yang lima menit tujuh belas detik bertukar suara tadi itu adalah engkau, bukan. aku hanya merasa bahwa kau telah kembali. kembali setelah pengembaraan yang jauh. aku merasa setelah ini kau tak akan lupa lagi untuk pulang. meski itu hanya sekedar menitipkan satu huruf saja.

aku bahagia karena benda mungil ini akhirnya akan kembali mengantarkan suaramu, atau mungkin hanya sapaan-sapaan biasa. aku tetap bahagia.

kau tak pernah tahu bukan? berhari-hari setelah kau hilang, aku selalu dikejutkan bunyi tanda sms masuk atau bunyi adanya panggilan. aku selalu berharap bunyi itu datang darimu. meskipun pada akhirnya aku selalu kecewa. bukannya aku tak tahu perihal hpmu yang sedang tak berfungsi, tapi harapan itu selalu tumbuh di hatiku tanpa pernah bisa kulawan. kembali aku menyerah pada waktu. kubiarkan diriku larut dalam harapan. hingga sampailah aku pada malam ini. malam saat suaramu kembali memanggilku.

29 januari 2004
19:54:13
 
posted by Wida Waridah at 5:09 PM | Permalink | 0 comments
Tuesday, January 20, 2004
titiran, 20 januari 2004
12:18


seperti gelombang, aku merindu daratan
kekasihku, marx

bertahuntahun aku luput mencarimu dalam bayang
bayang malam. seperti airmata yang tak kunjung reda
kau memang seperti tak pernah ada, tapi kehadiranmu
adalah kenyataan

aku bukanlah juliet yang menukar cinta
dengan kematian. aku hanyalah gelombang
yang merindu daratan di hatimu. aku hanya seseorang
yang rindu mencium pasirpasir di pantai jiwamu
dan kelak, mungkin rinduku tak pernah sampai
sebab lautan telah menjadi danau

seperti gelombang
aku merindu daratan di hatimu.

BumiAllah, 19 Januari 2004

 
posted by Wida Waridah at 12:18 AM | Permalink | 0 comments