Monday, January 20, 2003
rasa sakit yang kau rasakan adalah rasa sakit yang kurasakan juga. seperti ribuan tahun lalu, seekor merpati menjelma rajawali dalam pandangan kelabu seorang lelaki sunyi yang merindu mahadewi. begitu pun senjasenja yang kulewati tanpamu. indah, namun selalu berhasil menikam jantung kerinduan.

setelah malamku dirampas tuan pemilik kuasa, senja pun diamdiam mengkhianatiku. pelan, tapi pasti. aku, dengan sesadarsadarnya mengatakan kepadamu, bahwa seluruh jiwaku telah dengan setia memuji namamu. tapi detik itu juga, semesta memakiku. memaki seluruh rasa yang telah bersarang dalam batin, bertelur, menetas dan beranakpinak.

haruskah kubakar tubuhku hingga terik surya, agar seluruh cinta ini tumpah hingga tercium olehmu? haruskah siang yang garang melumat jasadku hingga lenyap, agar rasa rinduku sampai di pintumu? haruskah?

dulu aku memang dermaga. tak pernah membiarkan sebuah rasa mendominasi jiwa. tak pernah sekalipun satu nama menguasai pikiran. tapi itu dulu. sekarang, aku adalah perempuan gurun yang setia mengeja satu nama, menunggunya kembali dari peperangan, dari sebuah perburuan yang mempertaruhkan jiwa dan raga. perempuan yang takkan pernah letih menunggu. sehari... seminggu... sebulan... setahun... seabad...

tapi semesta ini seperti mengejekku. mereka seakan berkata; "sampai kapan kau mampu bertahan seperti itu?" atau mereka seperti berkata; "aku akan menunggu saatsaat kekalahanmu!"

maka detik ini kutegaskan, aku mencintaimu seumur hidupku!
 
posted by Wida Waridah at 2:44 PM | Permalink |


0 Comments: